Selasa, Februari 24, 2009

Chat Server menggunakan OpenFire dengan client Spark dan Pidgin


Server menggunakan Ubuntu Server 8.04

  1. Install Ubuntu Server sebagai LAMP server. LAMP = Linux Apache MySQL PHP. Cari sendiri artikel mengenai ini. Banyak koq.
  2. Install phpmyadmin dan Java JRE.
  3. apt-get install phpmyadmin sun-java6-jre

  4. Download openfire dulu
  5. wget http://www.igniterealtime.org/downloadServlet?filename=openfire/openfire_3.6.1_all.deb
    —sambil nunggu, kita menuju ke komputer yang ada GUInya dan terhubung dengan komputer server lewat jaringan —

  6. Buka ke web browser. Buka http:///phpmyadmin
  7. Sesudah login, buat database baru, misal : openfire
  8. —menuju ke komputer server lagi—

  9. Jika donlotnya udah selesai, ketik
  10. dpkg -i openfire_3.6.1_all.deb
    —kita kembali menuju ke komputer yang ada GUInya dan terhubung dengan komputer server lewat jaringan—

  11. Buka tab baru pada web browser, ketik http://:9090
  12. Yup, kita masuk ke menu utama, pilih aja English trus Continue
  13. Kalo ada pilihan database, pilih MySQL, trus isi
  14. server = jdbc:mysql://localhost:3366/openfire
    username dan password sesuai dengan login phpmyadmin

  15. Pilih default, ga usah pilih LDAP ato yg lainnya itu.
  16. Pilih aja skip this step.- trus Continue.
  17. Login to Admin Console.
  18. username = admin
    password = admin

  19. OK, sekarang kita ada di halaman utama.

Cara membuat user baru

  1. Pilih tab Users/Groups - Create new user
  2. Isi username, password, dan confirm password
  3. Cek list “Is Administrator?” kalo kamu pengen user ini bisa akses halaman admin.
  4. Klik Create User

Membuat user interface untuk registrasi user
Maksudnya supaya admin ga kecapekan ngedaftarin user satu-satu, jadi si user bisa daftar sendiri tanpa perlu akses halaman admin. Gini lo caranya..

  1. Download pluginnya dengan mengetik ini pada console
  2. cd /var/lib/openfire/plugins/
    wget http://www.igniterealtime.org/projects/openfire/plugins/registration.jar

  3. Ya udah, gtu aja. sekarang buka tab Users/Groups. Ntar ada sub-tab judulnya User Registration kl ga salah di sebelah kiri.

Konfigurasi Client menggunakan Pidgin

  1. Buka Pidgin, klik Account - Manage - Add
  2. Isi parameter di bawah ini
  3. tab Basic
    Protocol = XMPP
    Username = username
    Domain =
    Password = password

    tab Advanced
    File Transfer proxies = :7777

  4. Klik Save

Konfigurasi Client menggunakan Spark

  1. Buka Spark dan isi
  2. username = username
    password = password
    server =

  3. Klik login

Sumber : http://danieladrianto.wordpress.com/2008/11/21/chat-server-menggunakan-openfire-dengan-client-spark-dan-pidgin/

Selasa, Februari 17, 2009

ICT Centre Ranto SMK Negeri 1 Rantau Utara tidak Bisa Berbuat Banyak


Rantauprapat, (Jurnal)

Program ICT (Information Communication and Technology) Centre – Pusat Informasi, Komunikasi dan Tehnologi, yang ditempatkan Jardiknas (Jaringan Pendidikan Nasiponal) di SMK N 1 (Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1) Rantauprapat, dari 20 sekolah terpasang kini yang aktif hanya tinggal 5 sekolah.

Demikian disampaikan Sekretaris ICT Centre Ranto, Zulkifli Akbar, kepada Jurnal di kamarkerjanya, Senin pagi (16/2). Sembari ditambahkannya, program layanan ini, hanyalah berbentuk Pusat Layanan Informasi Komunikasi dan Tehnologi. Artinya, program ini bukan mengejar perkembangan jumlah yang luar biasa. Tetapi yang terpenting, mengajak sekolah-sekolah memahami tehnologi informasi, itu sudah suatu perkembangan.

“Jadi sampai saat ini program yang dibuat ICT Centre Ranto, bagaimana menjaring sekolah-sekolah didaerah ini, dapat menikmati tehnologi informasi, tanpa harus dipungut bayaran. Karena sifat dari program ini diluncurkan Pemerintah non profit tidak mencari untung”, tegasnya.

Menurutnya, program ICT Centre di SMK Negeri 1 Rantauprapat, dibangun sejak tahun 2006. Hingga kini belum pernah mendapatkan bantuan dari pihak manapun. Termasuk diantaranya Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu. Hal ini karena memang program ICT Centre tidak dibenarkan meminta bantuan dari manapun.

Meskipun demikian katanya, apabila ada pihak-pihak yang ingin membantu dengan cara tanpa ikatan, pengelola program ICT Centre tidak berkeberatan menerimanya. Mengingat alat-alat yang dipakai kini usianya sudah beberapa tahun berjalan. Sehingga dikhawatirkan, program ini bisa tersendat, manakala nantinya terjadi kerusakan pada perangkat yang dipergunakan.

“Kalau hanya sebatas kerusakan kecil, pengelola masih bisa memanfaatkan sebahagian dana biaya pemasangan dari masing-masing sekolah, yang sudah tersambung dengan jaringan ini, untuk memperbaikinya. Kepada sekolah-sekolah yang sudah tersambung dengan jaringan ICT Centre Ranto, tidak ada dikenakan biaya iyuran bulanan”, imbuhnya.

Nada yang sama, juga disampaikan Kepala SMK Negeri 1 Rantauprapat, Drs Iskandar. Menurut Iskandar, meski ICT Centre Ranto ditempatkan di SMK Negeri 1, namun namun pihak sekolah tidak ada mendapatkan keuntungan secara materi. Karena memang program ini tanpa dikenakan biaya iyuran bulanan.

Sebagaimana disampaikan Zulkifli Akbar, Iskandar juga berharap, untuk kelangsungan ICT Centre di Kabupaten Labuhanbatu, sewajarnyalah bila Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu melalui instansi terkait, peduli dengan program ini. Kalau tidak, dikhawatirkan, program ini bisa terhenti tanpa kelanjutan.

Selasa, Februari 03, 2009

Ketua DPRD Sumatera Utara Abdul Aziz Angkat Tewas Setelah Dikeroyok Demonstran

MEDAN, SELASA — Ketua DPRD Sumatera Utara Abdul Aziz Angkat tewas setelah dikeroyok demonstran. Peristiwa itu terjadi seusai Sidang Paripurna DPRD Sumut. Massa kecewa karena tuntutan agar pemekaran Provinsi Tapanuli diputuskan dalam sidang paripurna tidak ditanggapi pimpinan Dewan.

Saksi mata yang juga anggota DPRD Komisi D Fadly Nurzal mengatakan, massa memaksakan diri masuk ke ruang sidang dua menit setelah sidang paripurna selesai. Mereka merangsek masuk dan menuntut agar rekomendasi pembentukan Provinsi Tapanuli segera diputuskan. Tapi pada saat itu agenda tidak membahasnya.

Karena kecewa, massa mulai bertindak anarkis. Sejumlah anggota DPRD segera lari menyelamatkan diri melalui pintu samping. Namun, demonstran mengetahuinya dan menghadang mereka sambil melepaskan pukulan dan melempar batu beberapa kali. Pada saat itulah Aziz terkena pukulan dan tersungkur.

Aziz kemudian diselamatkan ke ruang Fraksi Golkar dalam kondisi pingsan. Dan, beberapa saat kemudian ia sudah tidak bernyawa. Aziz pun langsung dibawa ke rumah sakit Gleneagles Medan.

Dalam pengamatan Kompas, saat ini sudah tidak ada lagi demonstran di lingkungan DPRD Sumut. Tapi pintu pagar DPRD tampak terguling dan di beberapa lokasi di gedung DPRD dipenuhi polisi, baik berseragam maupun berpakaian preman.

Sumber : Kompas.com

Minggu, Februari 01, 2009

Penghitungan Subnetting

subnetrouter2.JPGKali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:

Subnet Mask Nilai CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 host
  3. Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
  5. Subnet
    192.168.1.0
    192.168.1.64
    192.168.1.128
    192.168.1.192
    Host Pertama
    192.168.1.1
    192.168.1.65
    192.168.1.129
    192.168.1.193
    Host Terakhir
    192.168.1.62
    192.168.1.126
    192.168.1.190
    192.168.1.254
    Broadcast
    192.168.1.63
    192.168.1.127
    192.168.1.191
    192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.

Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

  1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host
  3. Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?
  5. Subnet

    172.16.0.0
    172.16.64.0
    172.16.128.0
    172.16.192.0
    Host Pertama
    172.16.0.1
    172.16.64.1
    172.16.128.1
    172.16.192.1
    Host Terakhir
    172.16.63.254
    172.16.127.254
    172.16.191.254
    172.16.255.254
    Broadcast
    172.16.63.255
    172.16.127.255
    172.16.191.255
    172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

  1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host
  3. Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet

172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 172.16.255.128
Host Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 172.16.255.129
Host Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 172.16.255.255

Masih bingung juga? Ok sebelum masuk ke Class A, coba ulangi lagi dari Class C, dan baca pelan-pelan ;)

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:

  1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
  2. Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host
  3. Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
  4. Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet

10.0.0.0 10.1.0.0 10.254.0.0 10.255.0.0
Host Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 10.254.0.1 10.255.0.1
Host Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 10.254.255.255 10.255.255.255

Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya ;)

Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x - 2

Tahap berikutnya adalah silakan download dan kerjakan soal latihan subnetting. Jangan lupa mengikuti artikel tentang Teknik Mengerjakan Soal Subnetting untuk memperkuat pemahaman anda dan meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal dalam waktu terbatas.

REFERENSI

  1. Todd Lamle, CCNA Study Guide 5th Edition, Sybex, 2005.
  2. Module CCNA 1 Chapter 9-10, Cisco Networking Academy Program (CNAP), Cisco Systems.
  3. Hendra Wijaya, Cisco Router, Elex Media Komputindo, 2004.

Sumber : Romi Satrio Wahono

Konsep Subnetting

subnetrouter.JPGSubnetting adalah termasuk materi yang banyak keluar di ujian CCNA dengan berbagai variasi soal. Juga menjadi momok bagi student atau instruktur yang sedang menyelesaikan kurikulum CCNA 1 program CNAP (Cisco Networking Academy Program). Untuk menjelaskan tentang subnetting, saya biasanya menggunakan beberapa ilustrasi dan analogi yang sudah kita kenal di sekitar kita. Artikel ini sengaja saya tulis untuk rekan-rekan yang sedang belajar jaringan, yang mempersiapkan diri mengikuti ujian CCNA, dan yang sedang mengikuti pelatihan CCNA 1.Setelah selesai membaca ini, silakan lanjutkan dengan artikel Penghitungan Subnetting, Siapa Takut?.

Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot Subroto.

jalan.jpg

Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:

gang.jpg

Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3 divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.

network.jpg

Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.

subnet.jpg

Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT, atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet (Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:

CLASS OKTET PERTAMA SUBNET MAS DEFAULT PRIVATE ADDRESS
A 1-127 255.0.0.0 10.0.0.0-10.255.255.255
B 128-191 255.255.0.0 172.16.0.0-172.31.255.255
C 192-223 255.255.255.0 192.168.0.0-192.168.255.255

Sumber : Romi Satria Wahono

Membangun Radio Internet Sendiri

"Awalnya saya tertarik juga membaca artikel "Membangun Sendiri Radio Internet", terus saya coba, tapi berkali-kali tetap juga gak bisa..... akhirnya saya nyerah.... tapi beberapa waktu yang lalu tanpa sengaja saya membaca artikel mas Romi Satria, terus coba kembali dan ternyata berhasil :) "

Silahkan mencoba dan "keep fight"

Artikel berjudul Membangun Sendiri Radio Internet yang saya tulis dua tahun lalu ternyata masih banyak dibaca pengunjung situs blog ini. Khususnya bagi yang tertarik untuk membangun sendiri radio internet untuk tujuan hobi maupun profesional. Dari komentar yang masuk, banyak yang mengeluhkan sulitnya menemukan perusahaan hosting yang mau menghosting shoutcast server untuk radio internet. Jadi meskipun radio sudah bisa online di jaringan LAN, tapi akhirnya kesulitan untuk online di Internet. Sebenarnya ada solusi yang mudah dan gratis, khususnya terkait dengan penempatan shoutcast server, yaitu dengan menggunakan shoutcast server yang disediakan gratis oleh Listen2MyRadio.Com. Masih tertarik membangun radio internet dengan modal server gratisan? Ikuti terus artikel ini.

Seperti artikel sebelumnya, untuk mempermudah penjelasan, saya akan sampaikan dalam bentuk step-by-step instalasi, baik untuk server (Listen2MyRadio.Com) maupun untuk client yang mengalirkan konten siaran ke server.

INSTALASI SERVER RADIO DI LISTEN2MYRADIO.COM

1. Daftarkan diri (signup) melalui form pendaftaran di Listen2MyRadio.Com

radio1.jpg

radio2.jpg

2.Konfirmasi pendaftaran dengan mengklik URL yang dikirimkan oleh Listen2MyRadio.Com ke email kita

radio3.jpg

radio4.jpg

3. Login ke Listen2MyRadio.Com. Setelah login akan muncul menu administrasi seperti gambar di bawah.

radio5.jpg

radio6.jpg

4. Klik “radio installation” untuk mulai mensetup nama radio, alamat URL radio, juga password untuk broadcaster dan admin. Disini saya set misalnya password: “romi” dengan url: ikc.listen2myradio.com

radio7.jpg

5. Setelah instalasi server radio selesai, kembali ke bagian menu, dan pilih “preferences“. Apabila server sudah normal berjalan maka tanda “ON” berwarna hijau akan muncul. Jangan lupa catat “address to broadcast” (misalnya disini: 91.186.30.12) beserta nomor “port” (16532) karena akan kita gunakan di client pengirim konten radio (winamp).

radio8.jpg

6. Apabila server tetap dalam keadaan “OFF“, maka kita harus memilih server baru. Caranya adalah di menu klik pilihan “have problem with radio? change server to a better one“, dan pilih (klik PRESS HERE) salah satu dari beberapa pilihan server yang ada di sana. Perlu dicatat bahwa pengubahan server tentu akan membuat “address to broadcast” kita juga berubah.

radio91.jpg

Sampai disini instalasi server radio di Listen2MyRadio sudah kita selesaikan. Langkah berikutnya sebenarnya sama dengan langkah ke 3-9 artikel saya sebelumnya tentang membangun sendiri radio internet. Tapi saya akan ulangi tahapannya supaya bisa lebih jelas.

INSTALASI CLIENT PENGALIR KONTEN KE SERVER LISTEN2MYRADIO.COM

1. Download dan Install Winamp dan Shoutcast DSP Plugin di komputer tempat kita akan mengalirkan content radio (mp3 music, dsb) ke Shoutcast Server (Listen2Myradio.Com). Download dari URL di bawah:

2. Jalankan Winamp, kemudian klik kanan dan pilih “Options” -> “Preferences“.

3. Klik DSP/Effect di bagian Plug-ins dan pilih Nullsoft SHOUTcast Source DSP. Kemudian akan muncul satu window SHOUTcast Source dengan menu “Main“, “Output“, “Encoder“, “Input“.

winamp-shoutcastdsp.jpg

4. Pilih “Output” dan klik “Connect” untuk konek ke Shoutcast server. Perlu dicatat, “Address”, “Port” dan “Password” harus sesuai dengan catatan setting kita di Listen2Myradio.Com. Saya sendiri mendapatkan address: 91.186.30.12, port: 16532, dan password saya set: “romi“.

radio10.jpg

5. Sekarang tinggal alirkan saja content (music, sound, dsb) ke Shoutcast Server. Caranya mudah, letakkan file mp3 di Winamp dan tekan tanda play, maka music anda akan ter-broadcast ke seluruh dunia maya.

winamp-shoutcastdsp5.jpg

6. Pertanyaan lain yang muncul, bagaimana kalau kita ingin mengalirkan suara kita secara live? Siapkan microphone dan masukkan kabel microphone ke soundcard PC anda. Kemudian kembali ke Winamp anda, pada SHOUTcast source, pilih “Input“, kemudian ubah “Input device” dari “Winamp (recommended)” ke “Soundcard Input“. Lalu siapkan microphone di depan mulut anda, dan ucapkan “Selamat datang di Radio Internet saya yang tercinta ini”.

winamp-shoutcastdsp6.jpg

CEK APAKAH RADIO KITA BERJALAN NORMAL

1. Cek dengan menjalankan browser dengan URL yang tadi kita set di Listen2Myradio.Com, misalnya saya tadi menset URL radio saya adalah http://ikc.listen2myradio.com/

2. Akan muncul tampilan seperti gambar di bawah, klik tombol play untuk mendengarkan siaran. Jujur saja di kanan kiri halaman radio kita akan banyak iklan dari Google Adsense, tapi ya itulah resiko menggunakan server gratis :) Tapi tidak perlu khawatir karena iklan ini tidak mengurangi fitur atau efektifitas dari server radio di Listen2MyRadio.Com

radio11.jpg

Selesai, kalau masih ada yang error, ulangi lagi tahapan instalasi seperti yang saya jelaskan diatas. Dari komentar di artikel sebelumnya, kesalahan dan error banyak terjadi karena tahapan instalasinya tidak diikuti dengan baik. Dan terakhir, selamat menjadi penyiar radio internet yang anda bangun sendiri :)


Sumber : Romi Satria Wahono