Jumat, Oktober 31, 2008
Operasi Kasih Sayang Polsek Bilah Hilir Patut Diacungi Jempol
Demikian Kapolsek Bilah Hilir Iptu.TR.Nababan didampingi Kanit Reskrim Aiptu Rustam Efendi Sagala, mengatakan hal itu menjawab SIB di ruangan kantor Kepala Sekolah SMUN 1 Bilah Hilir Juragan SPd, Selasa, (28/10)
Operasi Kasih Sayang yang digelar saat ini, kata Nababan, sebelumnya sudah ada kerja sama antara Dinas Pendidikan dan Polsek di wilayah ini, bertujuan mengambil langkah-langkah preventif guna menekan angka kenakalan remaja khususnya di daerah ini, disamping itu juga, termasuk adanya laporan dari para orang tua siswa terkait masalah gambar porno, VCD porno dan senjata tajam.
Dari operasi Kasih Sayang yang dilakukan hingga ke dalam kelas, Polisi menyita 61 handphone milik para siswa yang diduga di dalamnya berisi gambar-gambar porno.
Kapolsek Bilah Hilir Iptu.TR.Nababan dalam pengarahannya di hadapan siswa ketika dibariskan di halaman sekolah, yang juga didampingi kepala sekolah beserta guru-guru mengharapkan agar siswa menyadari perbuatannya yakni menyimpan gambar-gambar porno di dalam handphone adalah suatu perbuatan yang tidak pantas dilakukan seorang pelajar.
“Berangkat dari rumah ke sekolah untuk menuntut ilmu, bukan untuk yang lain-lain,” tegas Nababan mantan Kanit P3 D Polres Labuhanbatu itu.
Dikatakannya, siswa diharapkan tidak membawa HP ke sekolah maupun ke dalam kelas, karena hal itu dapat mengganggu kegiatan belajar mengajar. Hal ini juga perlu dilakukan, mengingat prinsip penghematan di sektor ekonomi keluarga mengingat situasi krisis global yang sedang merebak hingga ke level paling bawah.
“Orang tua siswa akan diundang oleh pihak sekolah untuk memberitahukan kelakuan anaknya, sehingga maju mundurnya prestasi anak bukan hanya merupakan tanggung-jawab guru dan sekolah tetapi dituntut peran serta orang tua yang lebih maksimal,” tegasnya.
Kepala Sekolah SMUN 1 Bilah Hilir Juragan S.Pd, kepada anak didiknya berharap dapat memahami pengarahan polisi yang sedang melakukan pembinaan kepada siswa /remaja sekaligus juga dapat menekan pengeluaran siswa untuk membeli keperluan pulsa.
“Penyelesaian permasalahan ini diserahkan kembali kepada pihak sekolah, namun tetap dalam pantauan kita, suatu ketika akan dilakukan sweeping,” kata Nababan.
Sumber : http://hariansib.com/2008/10/31/polsek-sita-61-hp-berisi-gambar-porno-milik-siswa- sman-i-bilah-hilir-labuhanbatu/
Nah.....Sekarang kita tunggu operasi-operasi selanjutnya setiap Polsek yang ada di Kab. Labuhanbatu......syukur-syukur Polres nya sekalian....
Selasa, Oktober 21, 2008
Situs Porno bisa dicegah dengan Bantuan Sekolah
Ia menambahkan guru sebagai bagian integral dari pendidikan harus bersama sama mengawasi siswa saat pelajaran yang menggunakan fasilitas internet dilakukan. "Situs memang bisa diblok, namun ia bisa beregenerasi menjadi situs lainnya," kata Bambang.
Sebenarnya, lanjut dia, siswa yang membuka situs porno di sekolah akan mudah ketahuan. "Di sekolah praktek seperti itu mungkin hanya sedikit, kebanyakan dari mereka membuka situs di warnet," ujarnya. Namun bkan tidak mungkin siswa berani mencoba di sekolah, "untuk itu perlu peran aktif dari guru," tegasnya.
Meski situs porno membayangi jaringan pendidikan nasional, lanjutnya, pemerintah akan tetap menyambung jaringan ini ke seluruh sekolah yang ada. "Situs porno hanya ekses, harus kita bendung sama-sama. Internet di sekolah merupakan kebutuhan pendidikan, tanpa itu kita ketinggalan," katanya.
Sebelumnya, Pakar telematika, Roy Suryo, mengatakan jaringan pendidikan nasional dapat memproteksi akses para pelajar ke situs porno. Hal itu dimungkinkan karena program jaringan pendidikan nasional menggunakan jaringan resmi. Proteksi terhadap situs-situs porno, dia melanjutkan, juga bisa dilakukan oleh para pengelola jaringan. Dalam hal ini sekolah harus dibekali pengetahuan untuk memproteksinya. Program untuk itu sudah banyak dan bisa diunduh.
Roy mengatakan saat ini ada sekitar 24,5 juta orang pengguna Internet. Menurut dia, rata-rata semua pengakses pernah mengunjungi situs porno. "Mungkin tidak konstan, tapi pasti pernah mengunjungi," katanya.
Departemen Pendidikan Nasional mencanangkan program jaringan pendidikan nasional untuk sekolah-sekolah. Sebanyak 212 sekolah di seluruh Indonesia akan memiliki akses ke jaringan pendidikan nasional. Program tersebut diwarnai kekhawatiran tentang kemungkinan siswa bisa mengakses situs porno.
Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Romi Satria Wahono, mengatakan keberadaan situs porno tidak bisa dihambat. Saat ini ada lebih dari 1,3 miliar halaman situs porno dalam jaringan Internet. Kontribusi dari situs porno tersebut mencapai 18 miliar dolar per tahun, ujarnya dalam diskusi bertema "Siapkah Sekolah Menerima Internet?" pada Kamis lalu.
Bisnis pornografi, ia melanjutkan, mencapai angka 80 persen dari seluruh bisnis yang ada. Sebanyak 60 persen dari 1 miliar pengguna Internet dunia membuka situs porno saat terkoneksi dengan jaringan. Dalam setahun bahkan ada 600 film porno baru yang diproduksi.
Kalaupun ditutup, situs porno yang ada dalam jaringan bisa menggunakan identitas lain untuk situsnya. Tinggal menambah angka 1 atau 2 di belakangnya dan situs bisa dioperasikan lagi.
Romy menjelaskan, seks atau pornografi adalah topik yang paling banyak dicari di jaringan Internet. Selain membuat situs khusus pornografi, pembuat situs terkadang meniru situs badan, lembaga, atau ofisial tertentu dan mengganti content di dalamnya dengan mengganti domainnya saja.
Sumber : Koran Tempo
Pelajar Penggemar Situs Porno Meningkat Tajam...
Nah, di Kota Kediri, Jawa Timur untuk segmen pelajar ternyata banyak yang gemar berburu situs porno melalui internet. Ini berdasarkan hasil survei.
Dari 100 pelajar yang memiliki kesempatan mengakses internet, 78 di antaranya mengaku sering membuka situs porno. Fenomena mengejutkan tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan Komunitas Penggiat Teknologi Informasi Kediri (Kompetidi).
Penelitian ini dilakukan terhadap 100 responden dari kalangan pelajar yang berusia 13-17 tahun di Kota Kediri. Dari 78 pelajar yang membuka situs porno, 69 di antaranya sengaja mencari. Sedangkan sisanya karena sudah tersedia di komputer warnet.
“Jumlah responden kami memang tidak terlalu besar, tapi itu sudah cukup mewakili komunitas pelajar di Kota Kediri. Saya yakin jumlah penggemar situs porno ini jauh lebih besar dari hasil survei ini dan selalu meningkat setiap tahunnya,” ujar Ketua Kompetidi, Didik Subiantoro.
Menurut dia, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya jumlah pelajar yang berburu situs porno di warnet. Di antaranya adalah mudahnya mendapatkan akses internet melalui warnet dengan berbagai fasilitas yang diberikan.
Salah satu fasilitas yang justru kerap disalahgunakan pengguna internet adalah bilik tertutup. Dengan kondisi yang sangat pribadi, pelajar bisa dengan leluasa mengakses situs porno baik luar negeri maupun lokal.
Selain itu, penetapan tarif yang sangat murah oleh pengelola warnet menjadi daya dorong pelajar untuk sering menyewa. Sayangnya, kemudahan itu justru dimanfaatkan untuk berburu gambar-gambar porno.
“Kondisi inilah yang ditangkap dengan baik oleh sejumlah pihak untuk memanfaatkan pelajar yang masih belia. Di antaranya dengan membuat komunitas tertentu yang mengarah ke pornografi,” ujar Didik.
Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi chatting yang khusus melayani hal-hal berbau porno. Beberapa orang bahkan menyediakan ruang khusus untuk “mojok” dan berkencan di dunia maya.
“Jadi percuma polisi melakukan razia VCD porno di pasaran. Cukup Rp 3.000 per jam untuk sewa warnet setiap pelajar bisa men-download film porno sebanyak-banyaknya,” terang Didik.
Karena itu, ia berusaha mensosialisasikan penggunaan software anti situs porno di setiap warnet. Nantinya setiap user di bawah umur yang membuka situs porno akan terhalang sistem itu secara otomatis.
Sayang, upaya ini menurut Didik juga terhalang sikap pemilik warnet yang enggan melakukan pembatasan. Sebab diakui atau tidak, pemasukan terbesar mereka karena penyediaan situs-situs porno tersebut.
Tak Bisa Dihilangkan
Sementara itu, peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Romi Satria Wahono mengatakan, keberadaan situs porno tidak bisa dihambat. Saat ini, ada lebih dari 1,3 miliar halaman situs porno yang ada dalam jaringan internet.
“Kontribusi dari situs porno tersebut mencapai 18 miliar dolar per tahun,” ujarnya dalam diskusi bertema “Siapkah Sekolah Menerima Internet” di Jakarta, kemarin.
Bisnis pornografi, ia melanjutkan, mencapai angka 80 persen dari seluruh bisnis yang ada. Sebanyak 60 persen dari satu miliar pengguna internet dunia membuka situs porno saat terkoneksi dengan jaringan. “Dalam setahun ada 600 film porno baru yang diproduksi,” kata Romi.
Kalaupun ditutup, situs porno yang ada dalam jaringan bisa menggunakan identitas lain untuk situsnya. “Tinggal menambah angka satu atau dua di belakangnya, dan situs bisa dioperasikan lagi,” ujarnya.
Sebenarnya......Siapkah Sekolah Menerima Internet ?
Menariknya, Indonesia dengan penetrasi Internet yang relatif rendah (8%), tapi memiliki nama yang terang benderang dalam dunia cybercrime Ini sebenarnya karena anak muda kita punya potensi yang bagus, tapi kurang adanya ajang untuk berkompetisi secara legal. Sedangkan pornografi sendiri bisa dicegah dengan tiga cara: hukum, teknologi dan socio-culture. Hukum dan teknologi relatif kurang efektif, dan boleh dikatakan bahwa pendekatan socio-culture, yaitu dengan membuat sang anak sibuk di Internet dengan berbagai penugasan dan kegiatan kreatif adalah solusi terbaik.
Bagaimanapun juga, menurut saya Internet masuk sekolah adalah program yang harus didukung oleh seluruh komponen bangsa. Karena Internet memiliki manfaat yang besar dalam pembentukan SDM generasi muda kita, yaitu:
- Membuka mata dan wawasan ke dunia luas
- Membentuk generasi yang kreatif, produktif dan mandiri
- Sumber ilmu pengetahuan tanpa batas
- Membantu mempermudah kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan berbagai otomasi dan sistem informasi
Adanya kesalahan pandang bahwa Internet masuk sekolah hanya membawa arti di bawah, harus segera diluruskan.
- Internet masuk sekolah = koneksi Internet masuk sekolah
- Internet = alat browsing, email dan chatting
- Internet = alat lihat gambar dan video porno
- Internet = tempat siswa mencari berbagai informasi secara bebas tanpa kontrol
- Internet = menggantikan peran guru secara keseluruhan
- Internet masuk sekolah = synchrounous learning
Syarat sekolah siap menerima Internet ketika pemahaman kita sudah sama bahwa Internet masuk sekolah berarti:
- Komputer dan koneksi internet bisa dinikmati seluruh siswa dan guru
- Konten pendidikan berbasis Internet bisa dinikmati seluruh siswa dan guru
- Proses kegiatan sekolah bisa didukung dan diotomasi oleh Internet (sistem informasi)
- Guru siap dengan konten pendidikan dan penugasan ke siswa sehingga siswa tidak terjebak ke konten negatif
- Siswa dan guru harus sadar Internet bisa mencetak generasi kreatif , produktif, dan mandiri, tapi juga bisa mencetak generasi busuk tak bermoral
Ada keluhan bahwa kita kekurangan SDM dan infrastruktur? Bisa kita mulai dari kreatifitas dengan peralatan dan skill sederhana. Model pendidikan kreatifitas ala Jepang lewat kompetisi di acara TV “Masquerade” dan Singapore dengan eksebisi dan kompetisi pembuatan multimedia pembelajaran oleh siswa SD menjadi contoh yang baik pendidikan ke generasi muda. Sedangkan kita sendiri masih lebih menyukai kompetisi yang mengandalkan tampang dan menghamburkan uang lewat sms polling.
Mudah-mudahan masyarakat kita bisa segera sadar untuk “kembali ke jalan yang benar” membenahi otak kiri dan kanan generasi muda kita. Dan mulai meninggalkan kompetisi berhadiah besar yang berkutat di wilayah user interface (baca: pakaian indah, wajah cantik atau tampan) yang kadang semu. Ingat masih banyak anak muda kita yang meskipun bertampang “kutu kupret” tapi punya kreatifitas dan kecerdasan otak seperti Jerry Yang, Larry Page atau Sergrey Brin. Cuman kadang orang-orang seperti ini tidak bisa bersekolah tinggi karena kendala finansial. Ditambah lagi pasti gugur di babak awal kalau ikutan kompetisi masuk TV. Kalaupun ada yang bernasib baik menjadi pemenang Lomba Karya Ilmiah Remaja, hadiahnya biasanya impas dengan modal beli buku, tiket pesawat dan nraktir temen sekelas :)
Sumber : http://romisatriawahono.net/2007/12/31/siapkah-sekolah-menerima-internet/
Minggu, Oktober 19, 2008
Meluruskan Salah Kaprah Rekayasa Perangkat Lunak
Sejarah munculnya Rekayasa Perangkat Lunak sebenarnya dilatarbelakangi oleh adanya krisis perangkat lunak (software crisis) di era tahun 1960-an. Krisis perangkat lunak merupakan akibat langsung dari lahirnya komputer generasi ke 3 yang canggih, ditandai dengan penggunaan Integrated Circuit (IC) untuk komputer. Performansi hardware yang meningkat, membuat adanya kebutuhan untuk memproduksi perangkat lunak yang lebih baik. Akibatnya perangkat lunak yang dihasilkan menjadi menjadi beberapa kali lebih besar dan kompleks. Pendekatan informal yang digunakan pada waktu itu dalam pengembangan perangkat lunak, menjadi tidak cukup efektif (secara cost, waktu dan kualitas). Biaya hardware mulai jatuh dan biaya perangkat lunak menjadi naik cepat. Karena itulah muncul pemikiran untuk menggunakan pendekatan engineering yang lebih pasti, efektif, standard dan terukur dalam pengembangan perangkat lunak.
Dari berbagai literatur, kita dapat menyimpulkan bahwa Rekayasa Perangkat Lunak adalah:
Suatu disiplin ilmu yang membahas semua aspek produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal requirement capturing (analisa kebutuhan pengguna), specification (menentukan spesifikasi dari kebutuhan pengguna), desain, coding, testing sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan.
Kalimat “seluruh aspek produksi perangkat lunak” membawa implikasi bahwa bahwa Rekayasa Perangkat Lunak tidak hanya berhubungan dengan masalah teknis pengembangan perangkat lunak tetapi juga kegiatan strategis seperti manajemen proyek perangkat lunak, penentuan metode dan proses pengembangan, serta aspek teoritis, yang kesemuanya untuk mendukung terjadinya produksi perangkat lunak.
Kemudian tidak boleh dilupakan bahwa secara definisi perangkat lunak tidak hanya untuk program komputer, tetapi juga termasuk dokumentasi dan konfigurasi data yang berhubungan yang diperlukan untuk membuat program beroperasi dengan benar. Dengan definisi ini otomatis keluaran (output) produksi perangkat lunak disamping program komputer juga dokumentasi lengkap berhubungan dengannya. Ini yang kadang kurang dipahami oleh pengembang, sehingga menganggap cukup memberikan program yang jalan (running program) ke pengguna (customer).
Rekayasa Perangkat Lunak bukan merupakan cabang ilmu Computer Science yang mempelajari tentang technical coding. Ini yang sering salah kaprah dipahami, sehingga pelajar, mahasiswa atau bahkan calon dosen shock ketika dihadapkan dengan buku-buku textbook Rekayasa Perangkat Lunak yang selalu tebal dengan penjelasan sangat luas tentang bagaimana perangkat lunak diproduksi, dari aspek requirement capturing, desain, arsitektur, testing, kualitas software, sampai people/cost management. Dan ini adalah suatu kesepakatan yang sudah diterima umum tentang Rekayasa Perangkat Lunak, sejak jaman Roger S Pressman menulis buku “Software Engineering: A Practitioner’s Approach”, sampai Ian Sommerville yang kemudian datang dengan buku “Software Engineering” yang sudah sampai edisi ke 7, maupun pendatang baru semacam Hans Van Vliet, Shari Lawrence Pfleeger maupun James F Peters.
Terus bagaimana kalau kita ingin memperdalam masalah technical coding dan programming? Ada dua cabang ilmu lain yang membahas lebih dalam masalah ini, yaitu: Algoritma dan Struktur Data, dan Bahasa Pemrograman.
Kok bisa begitu, dasarnya darimana? Jadi pada hakekatnya, sebagai sebuah disiplin ilmu, Computer Science itu juga memiliki definisi, ruang lingkup, klasifikasi dan kategorisasinya. Klasifikasi yang paling terkenal dikeluarkan Task Force yang dibentuk oleh IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dan ACM (Association for Computing Machinary (http://acm.org)) yang dipimpin oleh Peter J Denning, yang kemudian terkenal dengan sebutan Matriks Denning. Sangat jelas bahwa Matriks Denning memisahkan antara cabang ilmu Software Engineering dengan Algoritma dan Struktur Data, serta Bahasa Pemrograman. Itulah di paragraf awal saya sebut bahwa lebih tepat SMK, akademi atau universitas menggunakan nama jurusan (atau mata kuliah): Pemrograman Komputer, Algoritma dan Struktur Data, atau Bahasa Pemrograman, kalau memang materinya hanya mempelajari masalah bahasa pemrograman secara teknis.
Nah terus pertanyaan kembali muncul, jadi sebenarnya apa yang menjadi ruang lingkup ilmu Software Engineering itu apa? Pertanyaan ini merupakan pertanyaan banyak orang, semakin banyak peneliti dan praktisi menulis maka semakin bervariasi pemahaman yang muncul, semakin banyak buku yang terbit semakin membingungkan pelajar dan mahasiswa dalam memahami secara komprehensif apa itu Rekayasa Perangkat Lunak.
Kegelisahan ini dijawab tuntas oleh IEEE Computer Society (http://computer.org) dengan membentuk tim di tahun 1998 dimana tim tersebut mulai menyusun pemahaman standard (body of knowledge) tentang bidang ilmu Software Engineering, yang kemudian terkenal dengan sebutan SWEBOK (Software Engineering Body of Knowledge). Sudah ada dua versi SWEBOK ini, yaitu yang diterbitkan tahun 1999 dan terakhir tahun 2004.
Tiada gading yang tak retak kata orang bijak, project IEEE Computer Society tentang SWEBOK ini sebenarnya juga banyak dikritik oleh pakar yang lain. Paling tidak dua tokoh besar dunia Software Engineering yaitu Cem Kaner and Grady Booch tidak terlalu setuju dengan materi yang ada di dalam SWEBOK, bahkan menyebutnya sebagai sebuah guide yang misguided Terlepas dari hal itu, boleh dikatakan SWEBOK cukup bisa diterima banyak pihak.
Selain SWEBOK, sebenarnya ada project lain yang mirip dalam usaha menyusun pemahaman standard dalam bidang Software Engineering, yaitu CCSE (Computing Curriculum Software Engineering). Project ini juga disponsori oleh IEEE Computer Society dan ACM , hanya orientasinya sedikit berbeda, yaitu untuk membentuk kurikulum standard berhubungan dengan bidang ilmu Software Engineering. Hal ini berbeda dengan orientasi SWEBOK yang lebih umum melingkupi dunia akademisi dan praktisi.
Sumber : Romi Satria Wahono
Senin, Oktober 13, 2008
NISN (Dapodik).......Malapetaka ataukah Perbaikan
Sebagai contoh dibawah ini adalah surat yang dikirimkan salah seorang Wali Siswa kepada Pihak yang berkompeten dengan Dapodik.
dan masih banyak lagi surat yang senada tentang bodohnya program NISN (Dapodik) ini.Kepada YTH
Bagian Sistem Informasi Biro Perencanaan dan KLN DEPDIKNAS
Gedung C Lt.7
Jalan Sudirman JakartaBersama email ini saya selaku personal merasa keberatan dengan di publishnya data anak saya secara online di Nomor Induk Siswa (NIS) Nasional oleh Depdiknas. Dan data tersebut bisa didapat clear text dari google, berikut linknya : (sengaja saya hapuskan agar tidak dibuka)Hal ini saya sampaikan karena saya bekerja di bidang information security, dan saya tahu betul bahwa data yang di publish secara online oleh Depdiknas dibuat dengan niat baik. Akan tetapi secara keamanan ini mengandung banyak resiko sekali.Data yang dipublish oleh Depdiknas bisa digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan kejahatan (misal:culik) atau menjual belikan data tsb ke pihak lain untuk tujuan komersial.Mohon pihak Depdiknas menindaklanjuti masalah ini dengan cara dibuat access by request saja. Jadi jika memang ada pihak lain yang butuh data tersebut bisa request terlebih dahulu dengan memberi identitas jelas.Saya rasa jika orang tua murid yang lain tahu akan hal ini akan bereaksi sama dengan saya.Mohon aspek security/keamanan juga diperhatikan dalam mengembangkan teknologi apalagi berhubungan dengan data oranglain atau identitas oranglain.Terimakasih dan saya tunggu jawabannya.
beberapa lagi komentar tentang NISN....
Unsur “dik” dalam akronim “depdiknas” adalah “pendidikan”. Pastilah dalam lembaga itu isinya para ahli pendidikan sehingga tahu apa artinya konten yang mendidik. Termasuk dalam konten yang mendidik itu adalah privasi dan keamanan si empunya nama. Maka melalui sajian info itu saya menjadi warga yang sedang belajar memahami pendidikan. Tepatnya pendidikan versi diknas yang supercerdas.
Saya mendapatkan kabar ini dari Budi Putra. Dia sudah meneropong masalahnya di blognya dengan tajam: “Stupidity in the New Media Era“. Blogger lain, misalnya Treespotter, menulis “This is very serious and one wonders why the Ministry done it in the first place.” Adapun Fajar Jasmin menyatakannya dengan tajuk “This Could be Stopped“.
Sudah jelas kan pesan mereka? Saya tak perlu mengulanginya. Saya hanya khawatir data itu akan ditambah dengan nomor telepon semua anggota keluarga, gambar KK dan KTP orangtua, nomor rekening bank, NPWP, surat nikah, dan informasi lain yang menurut negara harus dipublikasikan.
Saya berlebihan? Maafkan kenaifan saya. Maklumlah saya bukan ahli pendidikan apalagi ahli internet."
http://treespotter.blogspot.com/2008/10/diknas-and-bakrie-alert.html
Menurut saya peribadi, hal ini sudah saya prediksi jauh hari bakal terjadi seperti ini, karena saya melihat begitu gampangnya untuk melihat data dari seorang siswa dengan hanya mengetikkan nama siswa tersebut di mesin penjawab ( om google...) maka link data lengkap siswa tersebut dapat terlihat seketika itu juga, jadi wajar dimana-mana orang tua siswa, apalagi dikota-kota besar merasa kuatir akan keselamatan anaknya.
Tingkat keamanan dari Sistem Dapodik ini sepertinya kurang diperhatikan, hak login untuk dapat mengakses data siswa terlalu dibebaskan.
Sepertinya tujuan Departemen Pendidikan Nasional untuk membuat database siswa secara online berakhir dengan malapetaka besar bukan hanya dalam negeri, tetapi sampai ke luar negeri.
Selasa, Oktober 07, 2008
Plus Minus Axioo Pico 616 dan 616A
Sama seperti para pesaingnya, Axioo Pico juga menggunakan prosesor Intel Atom. Memory sebesar 1 GB telah disertakan secara default, dan masih bisa diupgrade hingga 2 GB. Beberapa netbook yang saya sebutkan di atas ada yang mentok memory-nya sebesar 1 GB dan tidak dapat diupgrade. Kesimpulannya: Axioo Pico lebih keren karena memory-nya bisa diupgrade
Fasilitas-fasilitas standar lainnya juga ada. Sebut saja konektivitas Bluetooth, Wifi dan Ethernet, webcam dan microphone, card reader, serta tiga buah port USB 2.0. Ada juga port VGA-out sehingga kita bisa sedikit gaya-gayaan presentasi dengan laptop mungil
Untuk keperluan ketik-mengetik, keyboard Axioo Pico jelas lebih manusiawi, tidak membuat pegal linu dan otot kaku karena ukurannya cukup lebar. Sementara netbook yang lain…. terlalu kecil.
Namun demikian ada sedikit kekurangan yang bagi saya agak mengganggu. Panas yang dihasilkan sepertinya terkumpul di touchpad, sehingga telapak tangan jadi terasa kurang nyaman waktu mengetik. Walaupun untungnya tidak terlalu panas sehingga masih bisa ditolerir. Sementara angin yang berhembus dari jendela ventilasi dingin-dingin saja. Kesimpulan saya sih, distribusi panasnya kurang merata, dan sarana pembuangan panasnya masih perlu mendapatkan perhatian.
Axioo Pico menggunakan baterai 3-cell yang mampu bertahan lebih dari 2 jam. Padahal di iklannya, netbook ini mampu bertahan selama 6 jam — dengan tanda bintang (*) dan tulisan keciiilll “jika menggunakan baterai 6-cell” — Beberapa netbook lain sudah menyertakan baterai 6-cell secara default. Sementara pengguna Axioo Pico harus mengganti baterainya jika ingin puas bermain komputer 6 jam non-stop tanpa setrum dari PLN.
Laptop mungil ini cukup berat juga ternyata. Semula saya pikir 1,2 kg itu ringan sekali, namun kenyataannya, pundak saya pegal karena kelamaan menenteng netbook ini. Netbook lain ada yang beratnya di bawah 1 kg. Sepertinya Axioo Pico memegang rekor netbook paling berat untuk saat ini.
Axioo Pico telah menyertakan sistem operasi Microsoft Windows XP. Akhirnya sekarang saya punya lisensi Microsoft Windows asli nih Sebenarnya saya ingin menginstal Linux di netbook ini, namun saat ini dukungan sistem operasi Linux untuk netbook berbasis Intel Atom nampaknya masih dalam pengembangan, belum sempurna. Sepertinya lebih baik menunggu beberapa saat dulu sampai dukungan untuk Atom sudah sempurna. Saya sudah sedikit membaca-baca mengenai proyek Ubuntu Netbook Remix. Semoga saja segera muncul versi stabilnya. Dan semoga saja Ubuntu 8.10 yang akan dirilis pada bulan Oktober nanti sudah mendukung penuh netbook berbasis Atom. Jadi bisa segera diinstal
Sambil menunggu dirilisnya distro Linux yang mendukung penuh perangkat keras netbook, saya pun menginstal aplikasi free dan open source pada Windows XP di netbook ini. Andalan saya adalah aplikasi-aplikasi keluaran PortableApps yang praktis, ringan dan elegan. Saya tidak membutuhkan aplikasi yang aneh-aneh dalam bekerja. Aplikasi-aplikasi PortableApps sudah cukup membantu saya dalam bekerja.
Secara umum, netbook ini cukup untuk membantu tugas-tugas saya. OpenOffice.org yang biasanya memerlukan waktu lama untuk loading, di netbook ini cukup beberapa detik saja langsung terbuka sempurna! Untuk menjalankan game favorit saya, Sanguo: Fate Of The Dragon, juga tidak ada perbedaan dengan di komputer biasa.
Spesifikasi :
Processor | : | Intel® Atom™ processor N270 ~ 1.6Ghz, 512Kb L2 Cache, FSB 533MHz (On Board) | |||||||
Chipset | : | Intel 945GSE (MCH)+ ICH7-M (ICH) | |||||||
Memory | : | (included) Onboard 1GB (DDR2 667 MHz, PC5300) | |||||||
(additional) 1x 200 Pin SO-DIMM Sockets DDR2, Supporting DDR2-533/667 MHz (Known As PC4200/PC5300) | |||||||||
Total supporting up to 2GB (512/ 1024 DDR2 Module) | |||||||||
Graphics Controller | : | • Intel GMA 950 Integrated | |||||||
• Support Dynamic Video Memory Technology | |||||||||
• Support Microsoft DirectX 9.0 | |||||||||
Display | : | 10" TFT 1024 x 600 resolution (WXGA) | |||||||
Storage / Drivers | : |
| |||||||
Keyboard | : |
| |||||||
Sound System | : |
| |||||||
I/O Ports | : |
| |||||||
Slots | : | 3 in 1 Card Reader Support (MMC/SD/MS) | |||||||
Communication | : |
| |||||||
Camera | : | • 1.3 MP Video Camera Module | |||||||
Power: | : | • Full Range 40Watt AC Adapter | |||||||
• 3 Cells Smart Battery Li-on 11.1V/2.2Ah (Removable)/ 6 Cells Smart Battery Li-on | |||||||||
11.1V/5.2Ah (Removable) | |||||||||
• RTC Battery | |||||||||
Security: | : | Kensington® Lock | |||||||
Support O.S | : | Linux, Windows XP and Windows Vista | |||||||
Dimension: | : | 260mm(w) x 180mm(d) x 19-31.5mm(h) | |||||||
1.2 Kg |
Asus Eee PC Mengeluarkan Produk Terbaru
Eee PC™ Seri Baru 901, 904HD, dan 1000H untuk Penggunaan Sepanjang Hari | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Acer Aspire One : Peluang Bisnis Laptop Mini
Hari ini Acer, perusahaan yang dalam merancang produknya selalu berangkat dari penelitian menyeluruh akan kebutuhan/keinginan konsumen (a consumer-centric company), meluncurkan Netbook Acer Aspire One, disain terbaru dari seri Aspire sebagai perangkat netbook pertama untuk para pengguna internet.
Dengan misi Acer - menghilangkan batasan antara manusia dan teknologi – yang selalu diterapkan secara konsisten dalam setiap penelitian produk Acer memberikan hasil teknologi tercanggih dengan solusi yang dapat digunakan para pengguna di setiap tingkat. Dari hasil penelitian tim disain Acer ditemukan bahwa aplikasi yang paling sering digunakan setiap orang adalah penggunaan email, chatting, dan browsing, dimana hal ini biasanya hanya dapat Anda peroleh bila menggunakan telepon selular. Oleh karena itu Acer menciptakan Aspire One, netbook yang memiliki fungsi chat, e-mail, surf, play dan share.
“Kami menginginkan agar produk yang kami kembangkan dapat memberikan banyak manfaat di dunia nyata,” ujar Jason Lim, Presiden Direktur Acer Indonesia. “Saat ini kami hadir dengan sesuatu yang sangat berbeda – Aspire One – perangkat internet dan pengalaman nirkabel sempurna bagi para pengguna internet.”
Netbook acer Aspire One merupakan jawaban dari keinginan para konsumen yang memerlukan perangkat internet yang benar-benar tidak mengenal batasan waktu dan lokasi untuk semua pengguna online. Bukan hanya dari perangkat keras yakni segi design, fitur-fitur spesifikasi produk ini, namun acer juga menciptakan perangkat lunak yang melengkapi produk ini.
Aspire One dengan teknologi terbaru di kelasnya yang di rancang agar pengguna selalu dapat berkoneksi secara online kapan saja, dimana saja dilengkapi dengan 802.11b/g Wi-Fi sebagai akses standard untuk dapat berkoneksi dimanapun.
Dengan sistem operasi Linpus™ Linux® pada Acer Aspire One dikembangkanlah aplikasi perangkat lunak sederhana One Mail yang dapat mengendalikan enam account email berbeda dalam satu window. Sementara program Messenger bisa menangani secara serempak the most popular instant messaging accounts, dan lengkaplah gaya ber chatting anda karena dilengkapi dengan Acer Crystal Eye webcam untuk live video streaming, video chats dan conferences.
Budi Wahyu Jati, Country Manager Intel Indonesia mengatakan, “Sampai saat ini, belum ada perangkat bergerak yang dapat dibawa kemana saja dan internet sentrik sesungguhnya dalam memberikan pengalaman online yang positif kepada penggunanya. Yang istimewa dari platform netbook ini adalah bahwa platform netbook ini telah dirancang dari awal untuk memenuhi kekosongan di dalam pasar, yaitu mereka yang menginginkan alat komunikasi internet ‘dimanapun’ juga untuk para konsumen, baik mereka yang tidak berpengalaman sampai yang sudah sering menggunakan internet”. “Prosesor Intel Atom membuat pengalaman online menjadi positif, karena prosesor ini memiliki kinerja yang baik untuk mengelola e-mail, panggilan VoIP, streaming video, viewing foto, instant messaging, dll”
“Acer berhasil menyelesaikan tugas yang luar biasa dalam menciptakan Acer Aspire One bahkan lebih menawan dengan rancangan yang rapih, kualitas batere tahan lama, disain intelek dan tentunya ini menjadi pilihan sekejap oleh para pembeli potensial,” tambahnya.
Acer Aspire One dengan LCD display 8.9 inch dan resolusi 1024x600 yang dapat memberikan kesempurnaan tanpa mengurangi kejernihan, juga dilengkapi Intel® Atom™ processor, Linpus™ Linux® Lite dan 512MB atau 1GB RAM memori.
Acer selalu melakukan penelitian produk dan disain dimana nantinya akan menghasilkan peralatan teknologi terdepan ke dalam solusi-solusi yang dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna dari semua tingkat. Bagaimanapun, kemajuan teknologi nantinya, kemudahan bagi penggunanya adalah yang paling penting.
Spesifikasi :
Specification Acer Aspire One versi Windows XP
Operating System :
Genuine Genuine Windows is authentic Windows software that is properly licensed and legally installed.
Learn more about the special benefits reserved for genuine Windows customers by visiting www.microsoft.com/genuineWindows XP® Home
Platform :
Intel® Atom™ processor N270 (1.60 GHz, 533 MHz FSB, 512 KB L2 cache)
Mobile Intel® 945GSE Express Chipset
Acer InviLink™ 802.11b/g Wi-Fi CERTIFIED® network connection, supporting Acer SignalUp™ wireless technology
Memory 1GB Memory with 512MB onboard SDRAM and 512MB DDR2 soDIMM.
Display :
8.9" WSVGA high-brightness (typical 180-nit) Acer CrystalBrite™ TFT LCD, 1024 x 600 pixel resolution
LED backlight
262,000 colors supported
Graphic :
Audio High-definition audio support
Two built-in stereo speakers
MS-Sound compatible
Built-in digital microphone
Storage HDD :
2.5" 9.5 mm 120 GB 5400 rpm
Multi-in-1 card reader :
Supporting Secure Digital™ (SD) Card, MultiMediaCard (MMC), Reduced-Size Multimedia Card (RS-MMC), Memory Stick® (MS), Memory Stick PRO™ (MS PRO), xD-Picture Card™ (xD)
Supporting storage cards with adapter : miniSD™, microSD™, Memory Stick Duo™, Memory Stick PRO Duo™
Optical Media Drive :
Communication Integrated Acer Crystal Eye webcam
WLAN = Acer InviLink™ 802.11b/g Wi-Fi CERTIFIED® network connection, supporting Acer SignalUp™ wireless technology,
LAN = 10/100 Mbps Fast Ethernet
Dimensions :
249 (W) x 195 (D) x 36 (H) mm (9.8 x 6.7 x 1.42 inches)
Weight 1.26 kg (2.78 lbs.)
Power :
30 W adapter with power cord
57.7 W 5200 mAh 6-cell Li-ion battery pack
6.5-hour battery life for SKUs with HDD and 6-cell battery pack
Special Keys & Controls :
84-key keyboard with 1.6 mm (minimum) key travel
Touchpad pointing device with two buttons
12 function keys, four cursor keys, one Windows® key for Windows® XP Home or one Home key for Linpus™ Linux® Lite version, hotkey controls, embedded numeric keypad, international language support
Power button with LED
Easy-access switches with LED: WLAN
I/O Ports :
Multi-in-1 card reader
Three USB 2.0 ports
External display (VGA) port
Headphone/speaker/line-out jack
Microphone-in jack
Ethernet (RJ-45) port
DC-in jack for AC adapter