Rabu, April 22, 2009

Indakasi Kecurangan UAN ditemukan Pengawas

Setiap tahun UN dilaksanakan, setiap Tahun terjadi kecurangan.....aneh... peribahasa "terjatuh dalam lubang yang sama" sepertinya tidak bermakna apa-apa.

Pengawas Ujian Nasional (UN) dari perguruan tinggi menemukan adanya indikasi kecurangan dalam pelaksanaan ujian untuk tingkat SMA di Sumatera Utara, pada hari kedua yang mengujikan Bahasa Inggris.

Penanggungjawab pengawas UN di Sumut, Prof. Syawal Gultom Mpd, di Medan, tadi sore, mengatakan, indikasi kecurangan pada hari kedua itu ditemukan di salah satu lokal ujian di SMA Negeri Sumbul Kabupaten Dairi.

"Pengawas menemukan sebanyak 16 siswa peserta ujian membawa alat komunikasi berupa HP dan salah satu HP tersebut berisi kunci jawaban soal-soal UN," katanya.

Awalnya, kata dia, pengawas curiga melihat salah seorang peserta ujian yang terlihat gelisah saat ujian sedang berlangsung. Karena curiga pengawas langsung menggeledah siswa tersebut dan menemukan HP yang diselipkan di pinggang.

"Akhirnya pengawas melanjutkan penggeledahan ke siswa-siswa yang lain dan menemukan sebanyak 15 HP lainnya yang dibawa siswa peserta ujian," katanya.

Sebelum ujian berlangsung pengawas telah meminta kepada peserta untuk tidak membawa HP dan kalau ada yang sempat membawa harus diserahkan sementara ke petugas pengawas.

Tapi yang namanya manusia selalu berusaha mencari kelengahan-kelengahan petugas, berbagai cara dilakukan, salah satunya dengan menyelipkan dicelana bagian pinggang sebelah dalam.

"Kita tidak mungkin memeriksa sampai ke bagian dalamnya dan inilah yang membuat HP tersebut lolos dari pemeriksaan. Kita belum tahu apakah kunci-kunci jawaban yang terdapat di HP itu benar sesuai dengan soal yang diujikan atau tidak, jika memang benar ujiannya dapat dibatalkan," katanya.

Ia mengatakan, saat ini kasus tersebut masih dalam penyidikan polisi terutama dari mana siswa tersebut menerima kunci jawaban itu. Kasus ini juga bisa menjadi pidana karena berkaitan dengan pembocoran naskah soal ujian yang merupakan rahasia negara.

"Kita lihat dulu hasil penyidikan polisi, kalau kunci jawaban yang diterima itu ternyata benar sesuai dengan soal yang diujikan, maka penyidikan dikembangkan kepada siapa orang yang membocorkannya," katanya.

Pada kesempatan itu ia juga mengharapkan kepada pengawas ruangan untuk tetap berpegang teguh pada Prosedur Operasional Standar (POS), antara lain HP atau alat komunikasi apapun jenisnya tidak diperkenankan dibawa ke ruang kelas. Kepada pengawas ruangan untuk lebih ketat lagi mengawasi proses belangsungnya ujian demi menghindari adanya kecurangan-kecurangan lainnya saat berlangsungnya ujian.

Selain itu, siswa juga diminta untuk jangan cepat terpengaruh dengan sesorang yang menawarkan kunci jawaban, karena bisa saja itu hanya sebagai modus untuk mencari uang.

"Yang penting percaya dengan kemampuan diri sendiri, karena kemungkinan adanya kebocoran soal sangat kecil berhubung pengawasan sangat ketat dengan melibatkan pihak kepolisian mulai dari percetakan hingga pendistribusian soal," katanya.

Sumber : Harian Waspada

Tidak ada komentar: