Rabu, April 22, 2009

Kondisi Pendidikan di SUMUT memperihatinkan...


Sampai kapan tetap begini, sementara guru-guru sudah banyak yang lulus sertifikasi....


Walau sudah memasuki usia ke-61, namun kondisi pendidikan di Sumut masih memprihatinkan, karena kebijakan dalam pendidikan itu sendiri tidak konsisten dalam memajukan dunia pendidikan tersebut.

"Memang kondisi pendidikan di Sumut saat ini masih memprihatinkan," kata anggota dewan pendidikan Sumut, Prof Nur Ahmad Fadhil Lubis, tadi siang.

Menurut Ketua Komisi Monitoring dan Evaluasi (Monev) dewan pendidikan Sumut itu, ketertinggalan tersebut diantaranya, anggaran di Kabupaten/Kota di Sumut masih jauh tertinggal dengan daerah lain, para tenaga pendidik tidak diberi intensif serta peningkatan sarana dan prasarana pendidikan yang kurang merata.

Padahal, lanjut Fadhil menerangkan, pada zaman Belanda, Sumut dikenal sebagai sebuah daerah kebangkitan, dimana pada masa itu banyak kebangkitan-kebangkitan yang diprakarsai oleh Sumut, berupa kebangkitan media cetak, seperti munculnya harian Mimbar Umum dan Waspada, kebangkitan tokoh perjuangan serta sekolah-sekolah cukup dikenal.

Pada zaman perjuangan, Sumut tetap menjadi pusat perjuangan fisik dan intelektual dengan lahirnya sosok Adinegoro, Williem Iskandar dan lainnya, dikarenakan
dunia pendidikan Sumut saat itu cukup terkenal, apalagi tahun 1929 Al-Jamiatul Wasliyah mendirikan sekolah Alwasliyah, sehingga menjadikan Sumut semakin terkenal.

Namun predikat itu turun sejak masa Soekarno hingga masa reformasi dan otonomi daerah, karena daerah-daerah lain mulai bergerak berusaha maju. Sebenanya, otonomi daerah, tambah Fadhil, menguntungkan daerah dalam membangun sekaligus mengangkat dunia pendidikan ke jenjang yang lebih baik, namun Sumut yang dikelilingi areal perkebunan tidak mendapat kucuran dana dari hasil perkebunan itu, sebab semuanya lari ke pusat sehingga pendidikan Sumut menjadi stagnan.

"Dengan kondisi demikian, sekarang ini tidak ada lagi sekolah yang dapat menjadi andalan di Medan karena banyaknya orang Sumut eksodus belajar ke daerah lain," ujarnya.

Sumber : Harian Waspada

Tidak ada komentar: