Jumat, April 17, 2009

Masyarakat Resah Akan Banyak Siswa Tidak Lulus UAN 2009

Pada pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2009 sejumlah sekolah di Sumut resah dan khawatir banyak siswanya diprediksi tak lulus UN. Hal itu terkait keterlibatan perguruan tinggi negeri untuk mengscan (pindai) terhadap Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) bagi siswa SMA dan MA.

“Selama ini jika ada kekeliruan dan kesalahan data di LJUN siswa, pihak sekolah bisa mengajukan permohonan ke Dinas Pendidikan Sumut (Disdiksu) secara tertulis untuk membantu memvalidasi data itu,” ujar Osbet Sinaga, salah seorang Ketua Yayasan Pendidikan di Medan kepada Global, Kamis (16/4).

Namun dengan tidak diberikannya kesempatan memperbaiki data itu oleh pihak Unimed, dikhawatirkan akan banyak siswa tidak lulus UN karena data tidak terbaca alat scanner.

Sementara itu, Ketua panitia UN Disdiksu Drs Hermanyur MSi mengakui, selama ini pihaknya acapkali menerima surat permintaan bantuan memvalidasi data dari sejumlah sekolah di Sumut pada saat UN. Kesalahan itu bisa terjadi karena siswa tidak menggunakan pensil standar yang telah ditentukan, sehingga tidak terbaca mesin scanning. Menurutnya, bantuan itu bisa dilakukan karena kemungkinan bisa saja isian data tidak terbaca akibat kurang jelas dalam melingkari LJUN, jadi bukan membantu membenarkan jawaban.


Pada rapat koordinasi beberapa hari lalu dengan para pengawas di Unimed, kata Hermansyur, hal itu sudah dibicarakan. Karena itu diharapkan pengawas memahami permasalahannya. “Kita tidak ingin siswa banyak tidak lulus akibat kecanggihan alat itu,” ujar Hermansyur seraya menyebutkan, jika perlu Unimed membuka posko pengaduan dari masyarakat.


Penanggung Jawab Pengawas UN 2009 Prof H Syawal Gultom MPd mengatakan, pihaknya tidak akan memperbaiki LJUN yang sudah masuk ke Unimed.


Untuk menghindari agar jangan terjadi kesalahan, pengawas ujian akan bertugas mengingatkan siswa peserta ujian mencek ulang LJUN paling lambat 15 menit sebelum ujian berakhir, sebab jika telah selesai dipindai (scaning), seluruh LJUN akan langsung dikirim ke Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang (Puspendik) Depdiknas yang berada di bawah koor dinir Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) Pusat.



Sumber : Harian Global Sumut

Tidak ada komentar: